KAB. SEMARANG - Akibat hujan deras belum lama ini, mengakibatkan jalan di daerah Stasiun KA Tuntang tepatnya di wilayah RT 04 Dusun Daleman, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang "kebanjiran" lumpur. Diduga banjir lumpur ini akibat adanya pekerjaan proyek pengerukan tanah perkebunan di daerah atas jalan tersebut. Pengerukan tanah tersebut dengan menurunkan sejumlah peralatan berat di lahan itu.
Diyanto (57) warga Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang mengatakan, bahwa banjir lumpur itu terjadi bersamaan hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Tuntang kemarin. Bahkan, jalan raya yang berada dibawah proyek pengerukan tanah itu tertutup lumpur. Akibatnya, banyak warga agau pengguna jalan yang sedang melintas terjatuh dan mengalami luka-luka di tubuhnya.
"Banjir lumpur ini, setahu saya yha baru kali ini. Meski hujan deras, sebelumnya tidak pernah terjadi dan ini sangat parah. Dengan adanya proyek pengerukan tanah itu, harusnya penggarap atau pengembang lebih dulu mengantisipasi permasalahan yang mungkin muncul kemudian hari atau jika terjadi hujan deras. Ternyata, saat hujan deras benar-benar terjadi banjir lumpur. Dengan kondisi ini dan sudah mulai ada hujan, hendaknya pengembang benar-benar mengantisipasi kejadian selanjutnya. Jangan sampai akan muncul korban yang lebih parah. Selain itu, pihak terkait baik itu pihak pemerintah Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang maupun dinas terkait harusnya peka akan kejadian itu. Atau paling tidak pekerjaan pengerukan tanah tersebut dihentikan. Jangan hanya didiamkan saja, " ujar Diyanto didampingi Adi Prasetyo kepada awak media, Sabtu (02/11/2024).
Hal senada dikatakan Muh Dofiri (52) warga Bringin, Kabupaten Semarang yang mengaku kaget saat melintas jalan tersebut. Pasalnya, baru kali ini jalan tersebut tepartnya di daerah Stasiun Tuntang kebanjiran lumpur akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Tuntang. Harusnya proyek pengerukan tanah tersebut, dari pihak pengembang benar-benar memperhatikan efek atau dampak terburuknya. Ini masih beruntung, tanahnya tidak longsor. Namun, jika hujan sekarang mulai rutin, tidak menutup kemungkinan akan terjadi longsor. Dan ini sangat membahayakan. Bahkan, dari banjir lumpur ini, hendaknya pengerukan tanah itu dihentikan dulu.
"Kejadian banjir lumpur ini, kok sepertinya baru pertama kali terjadi sekarang ini. Jika hal ini dibiarkan dan tidak dihentikan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi tanah longsor. Dan jika ini terjadi, akan semakin parah karena dibawah proyek itu ada pemukiman warga. Kami tidak berharap jelek, namun melihat pekerjaan pengerukan tanah berada di daerah atas dan saat hujan deras saja banjir lumpur. Harapan kami, dinas terkait segera turun lapangan menyikapinya," terang Dhofiri didampingi Rajiman dan Turyanto.
Sementara itu, Hasan, salah satu pelaksana proyek mengatakan, pihaknya sudah bertanggungjawab terhadap kejadian banjir lumpur itu. Dengan melakukan pengerukan lumpur dan penyemprotan pada jalan tersebut. Selain itu, juga telah dibuatkan gorong-gorong untuk pembuangan menuju saluran yang ada.
"Terkait masalah banjir lumpur, kami sudah melakukan koordinasi bersama Kepala Desa (Kades) Tuntang. Intinya, tim kami siap bertanggungjawab dengan membuatkan selokan yang jika terjadi banjir lumpur akan mengalir menuju selokan yang sudah ada. Untuk perusahaan atau PT mana yang mengerjakan pengerukan tanah itu, saya tidak berhak memberikan keterangan atau tidak wajib menyebutkannya. Hanya saja, sebagai pengembang proyek ini adalah Pak Rio sebagai Kepala Pelaksana. Maaf ini saja yang bisa saya sampaikan," kata Hasan didampingi salah satu staf pelaksana kepada awak media, Sabtu (02/11/2024) sore.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Tuntang Nadhirin menjelaskan, bahwa banjir lumpur yang terjadi kemarin itu akibat adanya pekerjaan pengerukan tanah dari perkebunan milik Perusda Jateng yang lokasinya berada diatas jalan. Informasinya, tanah tersebut dikeruk dan selanjutnya dikirim ke rest area. Bahkan, sampai sekarang pun, tidak ada surat ataupun tembusan kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Tuntang.
"Terkait banjir lumpur kemarin itu, sudah langsung bisa teratasi oleh pihak pelaksana proyek. Dengan cara dikeruk dan disemprot sehingga lumpur yang ada sudah bersih dan jalan kembali dapat dilintasi. Jika kembali terjadi banjir lumpur di kemudian hari, pihak pengembang yang harus bertahanggungjawab. Yang jelas akibat banjir lumpur itu, warga kami di RT 04 Dusun Daleman menjadi korbannya maupun para pengguna jalan," tandas Nadhirin kepada awak media, Sabtu (02/11/2024) malam. (HERU SANT).
0 Komentar