Sleman. Radarnasional. Net
Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, melaunching Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (JIFFINA) edisi ke 5 tahun 2020, rabu 15/1/2020, Kasultanan Ballroom Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta.
Hadir dalam acara tersebut, Sri Sultan HB X, Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian RI, Gati Wibawaningsih, Direktur industri kecil dan menengah pangan, barang dari kayu dan furniture, Sri Yunianti, Bupati Sleman, Drs. H. Sri Purnomo, M. Si, Staf ahli bidang ekonomi & pembangunan Kulonprogo, Drs. Eka Pranyata, ketua DPP Asmindo, Anggoro Ratmadiputro, Ketua Forum JIFFINA jawa-bali, Dr. Timbul Rahardjo, M. Hum, juga hadir para Kepala Dinas dan Instansi terkait dilibgkungan Pemda DIY dan Pemda Kab/Kota se DIY dan tamu undangan lainnya.
Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian RI, Dalam sambutannya mengatakan, Industri furniture adalah salah satu industri yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi, dan merupakan salah satu dari lima sektor yang di dorong oleh pemerintah pusat untuk di support pertumbuhannya secara terus menerus.
Export furniture Indonesia hingga nopember 2019 mencapai 1.7 miliard US Dollar, dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2018) naik 12,6%, jadi kalau kita melihat angka ini berarti pasar furniture indonesia sangat potensial.
Oleh katena itu, Kementerian Perindustrian, sangat mengapresiasi kegiatan JIFFINA edisi ke 5 tahun 2020, yang akan dilaksanakan pada tanggal 14-17 maret 2020, ujar Gati Wibawaningsih.
Sementara itu, Gubernur DIY dalam sambukannya mengatakan, kegiatan JIFFINA ke 5 , tahun 2020 ini dengan thema "serve the world with the unique diversity of the eco lifestyle" setidaknya perlu memperhatikan 6 kriteria produk meubel, dan produk kayu lainnya yang ramah lingkungan, meliputi kayu bersertifikat, mudah dibongkar dan di daur ulang, tahan lama, mudah diperbaiki, produk campuran bahan logam dan plastik daur ulang, bahan kayu dari reklamasi produk lama dan menggunakan bahan bambu untuk accesories perabotan,dll.
Saya berharap sebanyak mungkin kriteria ini diterapkan pada produk-produk yang dipamerkan disini, sebab jika tidak saya kawatir ujar Sri Sultan HB X, kita akan lebih jauh ketinggalan dari produk serupa dari Vietnam yang menjadi competitor utama meubel Indonesia.
Selain itu, diera disruptif inovasi saat ini, para disainer, creator dan produsen serta marketing hendaknya solider, bersinergi dalam satu tim kerja, untuk bersikap antisipatif terhadap perubahan, jangan lagi mengandalkan kerja individual dan nostalgia subyektif pada kebanggaan masa lalu saja.
Kita juga perlu mengantisipasi perubahan dari bussines confensional ke bussines omni chanel, bussines ini membutuhkan tras, karena kita tidak pernah mengenal pembelinya sehingga kita harus extra prudential, itulah bussines online.pungkasnya.(Ome)
0 Komentar