Jogjakarta, radar nasional.net
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
menggelar UMY Business Summit 'Expo, Work Shop and Entrepeneurship Festifal" dengan tema Creative Business in Disruptive Innovation 4.0. Sabtu, 27 april 2019, bertempat lapangan bintang student louge lt.3 Pasca Sarjana, UMY, yogyakarta.
UMY Business Summit ini adalah yang pertamakalinya di selenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan kegiatan business sekaligus memperkuat kerjasama antara UMY dengan perusahaan mitra, yang nantinya bisa memberi manfaat bagi banyak pihak.
Perhelatan UMY Business Summit dibagi dalam 3 agenda, pertama :Expo yang diisi oleh mahasiswa, perusahaan UMKM binaan UMY, kedua :Talk Show bersama CEO sale stock ( Gufron Mustaqim ), Direktur rumah kreatif jogja (Febriyo Hadikusumo), ketiga : seminar kewirausahaan dengan pembicara, Direktur Keuangan pt.Rajawali Nusantara Indonesia (M.Yana Aditya), IIBF ( Heppy Trenggono), Dirut BPD DIY ( Drs.Santoso,MM ), CEO ESRI ( Dirgantoro Tarmizi), Komisaris pt.UMMAT ( Dr.Suryo Pratolo), Vice Presiden Regional Ojek (Delli Nugraha) , Dirut Inixendo ( Andi Yuniantoro ), komisaris Utama Bank Mandiri Syariah ( Dr.Mulya E Siregar).
Rektor UMY, Guniawan Budiyanto, dalam sambutan pembukaan kegiatan UMY Business Summit mengatakan, kita semua dan para pihak perlu mensikapi perkembangan jaman yang bergerak cepat ini dengan mengambil manfaat dan peluang untuk membangun negara dan umat.
Sementara itu, CEO ESRI, Dirgantoro Tarmizi, salah satu pembicara seminar UMY Business Summit, saat ditanya awak media, perlukah lembaga khusus untuk mengatur regulasi digital di indonesia.?, beliau berpendapat bahwa tidak perlu, karena lembaga yang ada sudah cukup , kuncinya adalah kerjasama multi stakeholder tanpa sekat ego sektoral , karena diera ini tidak mengenal batas kementerian, badan dan lembaga. Terkait potensi pasar digital Indonesia, CEO ESRI ini, mengatakan bahwa satu study yang dilakukan oleh Google dan Temasec tahun 2016 mengestimasi kekuatan pasar digital di ASEAN akan mencapai $ 250 miliard Dollar, dalam beberapa tahun kedepan, dan yang paling besar adalah Indonesia, karena pasar digital di Indonesia tumbuh dengan cepat dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, maka perlu di imbangi dengan kesiapan sumber daya manusia yang unggul khususnya dibidang knowlege economic, jangan sampai kita hanya sekedar sebagai penonton, pungkas, Dirgantoro.(ypt)
0 Komentar